Tumor adalah pertumbuhan sel-sel tubuh yang abnormal. Sel merupakan unit terkecil yang menyusun jaringan tubuh manusia. Masing-masing sel mengandung gen yang berfungsi untuk menentukan pertumbuhan, perkembangan, atau perbaikan yang terjadi dalam tubuh.

 

 

f:id:rofiqohdenature:20181221114206j:plain

 

 

Ada beberapa gen yang berfungsi untuk mengontrol apakah suatu sel harus mati, membelah diri (bertambah banyak), atau berubah untuk menjadi bentuk tertentu (contoh: sel saraf atau sel otot). Apabila terjadi suatu perubahan (mutasi) pada gen-gen tersebut, maka kontrol pertumbuhan sel pun akan terganggu.

Pada kondisi ini, sel-sel tua tidak mati walaupun sudah saatnya, dan sel-sel baru akan terbentuk meskipun tubuh tidak memerlukannya. Akibatnya, kumpulan sel-sel tambahan ini akan membentuk suatu massa, atau yang biasa disebut dengan tumor.

Tetapi anggapan tersebut tidak sepenuhnya tepat karena tumor terbagi ke dalam 2 kategori, yaitu tumor jinak dan tumor ganas.Gejala penyakit tumor

Tumor jinak hanya tumbuh pada satu bagian tubuh dan tidak menyebar atau menyerang bagian lain. Sementara tumor ganas atau yang sering disebut kanker adalah tumor yang dapat menyerang jaringan di sekitarnya, masuk ke pembuluh darah, dan menyebar ke bagian tubuh yang lain. Tumor jinak juga biasanya tidak akan tumbuh lagi setelah diangkat, sedangkan tumor ganas memiliki kemungkinan untuk kambuh.

Penyebab dan Faktor Risiko Tumor

 

Hingga saat ini, penyebab tumbuhnya tumor masih belum diketahui secara pasti. Tumor jinak dan ganas memiliki penyebab dan faktor risiko yang hampir sama, antara lain:

Merokok

 

Merokok seringkali dikaitkan dengan berbagai jenis kanker seperti kanker sel darah putih (leukimia), serta kanker pada berbagai organ lain seperti kerongkongan (esofagus), paru, mulut, pankreas, ginjal, dan lambung. Di Amerika Serikat tercatat bahwa merokok bertanggung jawab terhadap 30% dari seluruh kematian akibat kanker.

 

Infeksi

 

Ada sejumlah virus dan bakteri memiliki kemampuan untuk menyebabkan kanker, antara lain:

  • Human papillomavirus (HPV) yang meningkatkan risiko kanker mulut rahim (serviks), penis, vagina, anus, dan orofaring.
  • Virus hepatitis B dan hepatitis C yang meningkatkan risiko kanker hati.
  • Epstein-Barr virus yang meningkatkan risiko limfoma Burkitt.
  • Helicobacter pylori yang meningkatkan risiko kanker lambung.

 

Radiasi

 

Terdapat dua jenis radiasi yang diduga berpotensi meningkatkan risiko kanker, yakni radiasi ultraviolet dari sinar matahari serta radiasi ion dari peralatan medis seperti sinar-X, CT scan, fluoroskopi, dan radiasi terapi nuklir.

 

Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh

 

Obat-obatan jenis ini digunakan pada kondisi tertentu, seperti pada pasien yang baru saja mendapatkan transplantasi organ. Obat-obatan ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker karena menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan pertumbuhan sel-sel kanker.

 

Pola makan

 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi buah-buahan dan sayuran dapat menurunkan risiko kanker kolorektal, serta berfungsi melindungi tubuh dari kanker di mulut, kerongkongan, lambung, dan paru-paru. Selain itu, pola makan yang tinggi lemak, protein, kalori, dan daging merah diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kolorektal, meskipun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya.

 

Konsumsi alkohol

 

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi alkohol berkaitan erat dengan meningkatnya risiko kanker mulut, kerongkongan, payudara, hati, dan kolorektal.

 

Aktivitas Fisik

 

Sejumlah penelitian berkesimpulan bahwa orang yang aktif secara fisik memiliki risiko yang lebih rendah untuk menderita kanker kolorektal dibanding mereka yang tidak aktif. Beberapa penelitian lain juga menyatakan bahwa aktivitas fisik dapat membantu melawan kanker endometrium dan kanker payudara pada wanita pasca-menopause.

 

Kelebihan berat badan atau obesitas

 

Berbagai jenis kanker yang mungkin terjadi akibat obesitas antara lain adalah kanker payudara pasca-menopause, kanker kolorektal, rahim, esofagus, ginjal, dan pankreas. Namun, belum ada bukti jelas apakah penurunan berat badan pada pengidap obesitas mampu menurunkan risiko terjadinya kanker.

 

Diabetes

 

Diabetes dan kanker memiliki faktor risiko yang hampir sama, yaitu usia tua, obesitas, merokok, pola makan yang tidak sehat, serta kurangnya aktivitas fisik. Karena itu, sulit ditentukan apakah faktor risiko kanker meningkat akibat diabetes atau karena faktor-faktor risiko tersebut.

 

Faktor risiko lingkungan

 

Paparan terhadap berbagai bahan kimia di lingkungan telah banyak dikaitkan dengan risiko terjadinya kanker. Misalnya, risiko kanker paru akan meningkat akibat asap rokok, polusi udara, dan asbestos. Air minum yang mengandung tembaga dalam jumlah cukup tinggi akan meningkatkan risiko kanker pada kulit, paru, dan saluran cerna.Penyakit tumor dan gejalanya

 

Genetik atau keturunan

 

Tidak semua jenis kanker bersifat keturunan. Namun pada beberapa kasus, mutasi gen dapat diturunkan ke anggota keluarga, misalnya gen BRCA1. Wanita yang sejak awal memiliki gen BRCA1 punya kemungkinan 80 persen untuk menderita kanker payudara. Jenis kanker lain yang dapat diturunkan pada anggota keluarga meliputi kanker ovarium, rahim, prostat, melanoma, retinoblastoma, limfoma Hodgkin, dan limfoma non-Hodgkin.

Gejala-gejala Tumor

 

Tumor dapat menyebabkan berbagai gejala. Beberapa gejala dan tanda klinis umumnya bisa berupa:

  • Sering merasa tidak sehat.
  • Merasa sangat lelah.
  • Demam dan menggigil.
  • Tidak nafsu makan.
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Berkeringat pada malam hari.

 

Meski demikian, tiap tumor memiliki indikasi berbeda-beda tergantung jenis dan lokasi pertumbuhannya. Contohnya, tumor otak dapat menyebabkan gejala sakit kepala  tidak tertahankan, muntah-muntah secara mendadak, serta kejang - kejang  Sementara gejala tumor paru jinak dapat berupa batuk yang berkelanjutan dan bertambah parah hingga akhirnya menjadi batuk darah , sesak napas, rasa nyeri di dada serta kelelahan.

 

Ada juga jenis tumor ganas yang bahkan tidak menyebabkan gejala hingga mencapai stadium lanjut, misalnya kanker serviks serta kanker hati. Karena itu, Anda disarankan untuk selalu waspada dan memeriksakan diri ke dokter jika mengalami kondisi yang terasa janggal meski sekilas tampak ringan.

Diagnosis dan Pengobatan Tumor

 

Selain menanyakan riwayat penyakit, gejala, dan memeriksa kondisi fisik, dokter akan menyertakan beberapa jenis pemeriksaan untuk memastikan diagnosis pasien. Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di antaranya adalah:

  • Tes darah lengkap dan evaluasi fungsi organ.
  • CTMRI atau PET scan. Langkah ini berfungsi mengonfirmasi letak serta tingkat penyebaran tumor.
  • Rontgen dada.
  • Biopsi atau pengambilan sampel tumor. Pemeriksaan ini digunakan untuk memastikan ganas atau tidaknya tumor yang diidap.

Apabila terdiagnosis positif mengidap tumor tertentu, dokter akan membantu Anda dalam menentukan langkah pengobatan yang sesuai. Metode penanganan tumor yang akan Anda jalani tergantung pada jenis, lokasi tumbuhnya tumor, dan tingkat keganasan tumor.

 

Terdapat sejumlah metode penanganan untuk mengatasi tumor ganas. Langkah yang umumnya dianjurkan meliputi:

  • Operasi pengangkatan.
  • Kemoterapi.
  • Radioterapi.
  • Terapi biologis.
  • Terapi target yang hanya mencari dan menyerang sel-sel kanker.

Pasien umumnya membutuhkan kombinasi dari 3 metode, yaitu operasi pengangkatan, kemoterapi, dan radioterapi.

 

Jika tumor ganas masih berada pada 1 lokasi dan belum menyebar, kanker tersebut biasanya akan diangkat melalui prosedur operasi.

 

Tumor jinak juga umumnya dapat diangkat. Namun apabila tidak mengganggu kinerja organ dan tidak berdampak buruk pada kesehatan sama sekali, tumor jinak terkadang tidak perlu diangkat.

 

Makin dini tumor terdeteksi, kemungkinan pasien untuk sembuh juga makin tinggi. Karena itu, semua tumor (ganas maupun jinak) sebaiknya segera didiagnosis dan ditangani karena berpotensi menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan apabila dibiarkan.Penyakit tumor dan penyebabnya

Langkah Pencegahan Tumor

 

Tidak ada metode pencegahan yang dapat memberikan perlindungan total dari munculnya tumor. Tetapi ada sejumlah langkah sederhana yang dapat kita lakukan untuk menurunkan risiko terjadinya kanker. Langkah-langkah tersebut meliputi:

  • Berhenti merokok.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang, seperti meningkatkan konsumsi makanan berserat (terutama sayuran) dan mengurangi konsumsi makanan berlemak atau yang mengandung bahan pengawet.
  • Menjaga berat badan yang sehat agar terhindar dari obesitas.
  • Membatasi konsumsi minuman keras.
  • Menghalau pajanan sinar matahari, contohnya dengan menggunakan tabir surya.
  • Meminimalisasi pajanan senyawa kimia yang mengandung racun, misalnya dengan mengenakan masker saat naik kendaraan umum.
  • Meminimalisasi pajanan terhadap radiasi.
  • Menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin.
  • Menjalani vaksinasi yang dibutuhkan untuk mencegah kanker, seperti vaksin HPV.

 

Untuk mempermudah mengingat hal apa saja yang perlu Anda ingat untuk mengurangi risiko kanker, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah membuat sebuah singkatan, yakni “CERDIK”.

Cek kesehatan secara berkala

Enyahkan asap rokok

Rajin aktivitas fisik

Diet sehat dengan kalori seimbang

Istirahat yang cukup

Kelola stres

 

Yuk jaga dan sayangi tubuh kita , dengan rajin berolahraga , pola makan yang sehat dan teratur , tambahan gizi seimbang , serta istirahat yang cukup , agar terhindar dari berbagai penyakit yang dapat menyerang tubuh kita , Sahabat Sehat !